Penderitaan sepertinya tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Berbagai peristiwa menghampiri dan membuat banyak orang harus menderita, harus menangis karena ditingalkan orang-orang yang dikasihi, kedinginan karena rumahnya terhempas badai tsunami, kepanasan karena tidak memiliki rumah untuk berteduh sudah ambruk terkena gempa, sehingga penderitaan yang panjang harus dialami dan dirasakan. Sepertinya penderitaan tidak pernah bosan menjumpai manusia. Ia akan ada dan terus hadir dalam kehidupan manusia.
Sebagian kita ketika mendengar kata “Penderitaan” mungkin merasa sangat ketakutan, atau mungkin ada orang yang sudah bosan dengan penderitaan itu. Bagi orang yang ketakutan, jangan sampai penderitaan itu sampai kepadanya untuk memikirkannya saja ia takut, apalagi penderitaan itu harus menghampiri dirinya. Oleh sebab itu ia harus melakukan dengan berbagai cara agar dirinya tidak menjumpai penderitaan itu. Sedangkan orang yang sudah menganggap dirinya sering dijumpai penderitaan akhirnya hanya pasrah menerimanya, karena tidak memiliki kuasa apapun dalam dirinya. Penderitaan mengaturnya menjadi pribadi yang pasrah, tanpa sikap yang jelas.
Manusia sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan kekuatan, dll. Dalam keadaan ini, Pemazmur mau mengingatkan kita, bahwa semua yang dialami manusia sekarang, Pemazmur juga mengalaminya, bahwa semua ini terjadi karena keberdosaan sehingga Allah jauh daripadanya. Pemazmur ingin bertobat kepada Allah, karena pelanggaran dan perbuatannya yang jauh dari pada Tuhan. Keberdosaannya digambarkan Pemazmur dengan keadaan fisiknya yang lemah (ayat 4-11), dimusuhi oleh teman-temannya (ayat 20-21). Tetapi di tengah kepedihan dan penderitaan Pemazmur katakan : “Sebab kepadaMu, ya Tuhan aku berharap” (ayat 16). Hanya Tuhan satu-satunya jawaban dari penderitaan Pemazmur, Tuhan yang menolong dia.
Mungkin pada saat ini kita juga dalam penderitaan, yang kita sendiri tidak dapat lari dan melepaskan diri. Pemazmur ingatkan, bahwa Allah tetap menjadi harapan, penolong kita. Dialah Allah yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Ketika banyak jalan ditawarkan dunia ini, hanya Allah yang menawarkan pengharapan dan keselamatan. Jangan salah langkah untuk memutuskan perkara kehidupan kita. Hanya Allah yang membantu, mengangkat, memulihkan hubungan yang rusak, memberikan sukacita dan damai sejahtera, sehingga seluruh keberadaan kita dapat mengatakan “Sebab kepadaMu ya Tuhan aku berharap
sumber : http://gkkgading.wordpress.com/2008/08/26/manusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar