ABSTRAK
Mulai
dari negara maju hingga negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata
pencaharian mereka. Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing
dengan negara-negara maju lainnya. Di Indonesia perkembangan bisnis maju pesat
seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mulai dari bisnis secara
tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis on-line
lebih luas dan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun tidak sedikit
pula orang yang meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara on-line.
Diantara bisnis-bisnis yang menghasilkan
keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis yang mengacuhkan etika bisnis
yang baik, seperti misalnya tidak memperhatikan kepuasan konsumen terhadap
produk yang dijual. Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para
pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang
didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumenpun akan didapatkan pula.
Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pebisnis.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagi
dunia internasional, bisnis merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jenuh para pebisnis memajukan dan memperluas
usahanya dalam rangka mencari keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari negara
adidaya hingga negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian
mereka. Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan
negara-negara maju lainnya.
Di
Indonesia perkembangan bisnis maju pesat seiring dengan perkembangan teknologi
dan informasi. Mulai dari bisnis secara tradisional maupun bisnis secara
on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis on-line lebih luas dan tentunya dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun tidak sedikit pula orang yang
meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara on-line. Namun, diantara
bisnis-bisnis yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis
yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak memperhatikan
kepuasan konsumen terhadap produk yang dijual. Sejatinya, etika bisnis harus
tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik tidak
hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumen
pun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa
saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pebisnis.
Dalam
penelitian ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis yang
seharusnya dilakukan oleh para pebisnis. Etika bisnis merupakan etika terapan.
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar
untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita
sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan
kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan
istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas
implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis. Etika dan Bisnis, mendeskripsikan
etika bisnis secara umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan
mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara
bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam
bisnis. Perbincangan tentang “etika bisnis” di sebagian besar paradigma
pemikiran pebisnis terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya
sendiri), mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang
berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak)
“bertangan kotor”.
1.2 Rumusan
dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
masalah di atas penulis ingin mencari:
1) Apakah yang dimaksud
dengan etika, etika bisnis, dan pelanggaran etika bisnis?
2) Apakah yang pernah
terjadi dan menunjukkan adanya pelanggaran dalam etika bisnis?
1.2.2 Batasan
Masalah
Dalam
pembahasan penulisan ilmiah ini, penulis hanya ingin tahu mengapa etika
dikatakan sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis dan mengapa
prinsip-prinsip etika bisnis yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah:
1)
Untuk mengetahui pengertian etika, etika bisnis, dan pelanggaran etika bisnis.
2)
Untuk mengetahui beberapa contoh kasus pelanggaran etika bisnis.
3)
Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menciptakan etika bisnis.
4)
Untuk mengetahui prisip-prinsip etika yang baik dalam berbisnis.
1.4 Manfaat
Penelitian
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis juga mengharapkan beberapa manfaat sebagai
berikut:
1)
Bagi penulis; menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya etika dalam berbisnis.
2)
Bagi dunia pendidikan; menambah pengetahuan terutama dalam bidang kewirausahaan
khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat menjadi bahan
acuan bagi mahasiswa untuk kedepannya dalam memasuki dunia bisnis.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Definisi Etika
Kata
etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang berarti timbul dari
kebiasaan. Etika mencakup analisis dan penerapan suatu konsep seperti misalnya
baik,buruk, benar, salah dan tanggung jawab. Di bawah ini merupakan definisi
etika menurut para ahli: Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau
norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau profesi”. Menurut White (1993) etika adalah cabang falsafah
yang berkaitan dengan kebaikan moral dan menilai tindakan manusia. Dari
definisi-definisi yang telah diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
etika merupakan suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik
perilaku yang harus ditinggalkan, maupun perilaku yang harus dilakukan. Namun,
etika biasanya berkaitan erat dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang
buruk. Etika dan moral mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan,
sedangkan etika berarti mengkaji system nilai-nilai yang berlaku.
2.2
Definisi Bisnis
Dalam
ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Namun, secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
“sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Menurut
Steinford ( 1979) : “Business is all those activities involved in
providing the goods and services needed or desired by people”. Dalam
pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang
diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
2.3
Definisi Etika Bisnis
Definisi
menurut para ahli :
a)
Menurut Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis: “Business is an institution
which produces goods and services demanded by people”. Yang berarti bahwa
bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis
pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh laba.
b)
Menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal dan
bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi
2.4
Etika Bisnis Yang Baik
Hal
– hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis adalah :
1)
Pengendalian diri, pengendalian diri harus tertanam dalam jiwa-jiwa pebisnis
yang baik. Dengan adanya pengendalian diri, bisnis yang dijalankan akan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
2)
Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility), selain pengendalian
diri, tanggung jawab merupakan hal yang terpenting dalam dunia bisnis. Tanpa
tanggung jawab, bisnis tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan, keuntungan
tidak maksimal dan loyalitas konsumen akan semakin berkurang.
3)
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
4)
Menciptakan persaingan yang sehat, sebagai pebisnis yang baik, tidak perlu
melakukan kecurangan ataupun tindakan-tindakan lain yang tidak sesuai dengan
etika bisnis. Maka, persaingan yang sehat sangat perlu dilakukan untuk setiap
pebisnis.
5)
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6)
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7)
Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8)
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah.
9)
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10)
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.
11)
Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.
2.5
Beberapa Prinsip Umum Etika Bisnis
Secara
umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Demikian pula,
prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh
masing – masing masyarakat. Bisnis Jepang akan sangat dipengaruhi oleh sistem
nilai masyarakat Jepang. Eropa dan Amerika Utara akan sangat dipengaruhi oleh
sistem nilai masyarakat tersebut dan seterusnya. Demikian pula, prinsip –
prinsip etika bisnis yang berlaku di dindonesia akan sangat dipengaruhi oleh
sistem nilai masyarakat kita. Namun, sebagai etika khusus atau etika
terapan, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
penerapan dari prinsip etika pada umumnya. Disini secara umum dapat dikemukakan
beberapa prinsip etika bisnis tersebut.
a.
Prinsip Otonomi
b.
Prinsip Kejujuran
c.
Prinsip Keadilan
d.
Prinsip Saling Menguntungkan
e.
Prinsip Integritas Moral
BAB
III
PEMBAHASAN
PT.Indofood
merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang produk-produknya
banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi instan
Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat,
disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal
Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan. Harga yang ditwarkan
oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga indomie di
Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga mencapai Rp 5000
per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki
berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal
Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie selain karena
harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk Indomie.
Tentu
saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan, produk
mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga disinyalir
pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap produk
Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena
mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan. Hal
tersebut sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie.
Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah
diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan
nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri
terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji
kelayakan untuk dikonsumsi.
Dari
fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri
Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan
produsen lokal. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk
indomie dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie
masuk pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk
dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di
Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah
melanggar etika dalam berbisnis.
BAB
IV
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Etika
bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan
suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Jangan menganggap remeh suatu
etika bisnis itu karena etika tersebut sangat penting bagi kemajuan perusahaan
itu sendiri. Tanpa adanya suatu etika dalam bisnis mungkin perusahaan tidak
akan bertahan lama karena akan menghancurkan nama baik perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu wajib bagi semua perusahaan untuk menerapkan suatu etika bisnis
dalam perusahaannya.
5.2
Saran
Bagi
pihak perindustrian Taiwan agar tidak serta merta menyatakan bahwa produk
Indomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi produsen dalam
negeri, pemerintah bisa membuat perjanjian dan kesepakatan yang lebih ketat
sebelum proses ekspor-impor dilakukan. Karena kasus tersebut berdampak besar
bagi produk Indomie yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun warga
negara lain yang negaranya memperdagangkan Indomie asal Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Rhenald
Khasali. tanggal 26 Februari 2005 hal.10. “Masyarakat Kita Belum Punya Budaya
Korporatif”, Harian Kompas
Prof.Dr.
Sondang P.Siagian, MPA. 1996. Etika Bisnis, Jakarta; PT Pustaka Binaman
Pressindo,
DR.A.
Sonny Keraf. 1998. “Etika Bisnis; tuntutan dan Relevansinya” Jakarta;
Penerbit Kanisius.
De
George, Ricarhard T. 1986. Busness Ethics, Ke-2. New york: MacMillan Pub. Co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar